Kamis, 03 Desember 2020

MODEL PROSES

MODEL PROCESS

V-MODEL

Singkatnya, V-Model adalah sebuah model SDLC yang eksekusi per fasenya dilakukan secara sekuensial dalam bentuk V. V-Model adalah sebuah perpanjangan dari model waterfall dan didesain berdasarkan hubungan antar tahap pengujian antar fase. Ini berarti bahwa untuk setiap fase dalam satu siklus, ada tahap pengujian yang terkait langsung. Seperti halnya model waterfall model ini merupakan model yang menerapkan tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi di mana fase selanjutnya tidak dapat dimulai sebelum fase sebelumnya selesai.

Di dalam V-Model, tahapan pengujian di dalam satu siklus dilakukan secara paralel. Jadi di dalam V-Model terdapat fase Verifikasi di satu sisi dan fase Validasi di sisi lainnya. Fase Koding (Implementation) menggabungkan kedua sisi dari V-Model ini.

Berikut adalah desain dari V-Model

 

V-Model > Proses Verification

Fase – fase yang masuk dalam proses ini adalah sebagai berikut.

  1. Requirement Analysis
    Seperti halnya pada model waterfall, ini adalah fase pertama dalam siklus di mana semua informasi kebutuhan pengembangan informasi digali dari customer. Di dalam fase ini melibatkan proses komunikasi yang intensif dengan customer untuk memahami kebutuhan sistem dengan tepat. Ini adalah fase yang sangat penting dan perlu dikelola dengan baik, karena sebagian besar customer tidak yakin tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Perencanaan Acceptance Test Design dilakukan pada tahap ini karena requirement dapat digunakan sebagai input untuk pengujian accepatence.
  2. System Design
    Setelah Anda memiliki requirement produk yang jelas dan terperinci, sekarang saatnya untuk merancang sistem dengan lengkap. Desain sistem yang lengkap akan memiliki perincian perangkat keras dan pengaturan komunikasi yang lengkap untuk sistem yang sedang dikembangkan. Rencana system test dikembangkan berdasarkan desain sistem.
  3. Architectural Design
    Spesifikasi arsitektur dipahami dan dirancang dalam fase ini. Biasanya, lebih dari satu pendekatan teknis diusulkan dan keputusan akhir diambil berdasarkan kelayakan teknis dan finansial. Desain sistem dipecah menjadi lebih kecil untuk menjadi modul yang memiliki fungsi yang berbeda – beda.
    Transfer data dan komunikasi antara modul secara internal dan secara eksternal (dengan sistem lain) dipahami dengan jelas dan didefinisikan dalam fase ini. Berdasarkan informasi tersebut, integration test dapat dirancang dan didokumentasikan selama tahap ini
  4. Module Design
    Dalam fase ini, desain internal terperinci untuk semua modul sistem dispesifikasikan. Penting bahwa desain harus kompatibel dengan modul lain dalam arsitektur sistem dan sistem eksternal lainnya. Unit Test merupakan bagian penting dari setiap proses pengembangan dan membantu menghilangkan kesalahan dan kesalahan pada tahap yang sangat awal. Unit test ini dapat dirancang pada fase ini berdasarkan pada desain modul internal.


V-Model > Proses Coding

Proses coding untuk membuat modul sistem yang telah dirancang pada tahap desain dilakukan pada fase coding. Bahasa pemrograman yang paling cocok diputuskan berdasarkan kebutuhan sistem dan arsitektur.

Proses coding dilakukan berdasarkan pedoman dan standar coding. Baris kode yang ditulis melewati banyak code review dan dioptimalkan untuk kinerja terbaik sebelum final build.

V-Model > Proses Validation

Pada proses validation terdapat beberapa fase yang antara lain sebagai berikut.

  1. Unit Testing
    Unit Test yang dirancang dalam fase module design dijalankan pada kode yang sudah ditulis selama fase validasi ini. Unit testing adalah pengujian pada tingkat kode dan membantu menghilangkan bug pada tahap awal, meskipun semua bug tidak dapat diungkap oleh unit testing.
  2. Integration Testing
    Integration Testing dikaitkan dengan fase architectural design. Integration Testing dilakukan untuk menguji koeksistensi dan komunikasi modul secara internal dalam sistem.
  3. System Testing
    System testing secara langsung terkait dengan fase system design. System testing memeriksa seluruh fungsionalitas sistem dan komunikasi sistem yang sedang dikembangkan dengan sistem eksternal. Sebagian besar masalah kompatibilitas perangkat lunak dan perangkat keras dapat diungkap selama pelaksanaan system testing ini.
  4. Acceptance Testing
    Acceptance testing dikaitkan dengan fase requirement analysis dan melibatkan pengujian produk di lingkungan pengguna. Acceptance testing mengungkap masalah kompatibilitas dengan sistem lain yang tersedia di lingkungan pengguna. Selain mengungkap masalah kompatibilitas dengan sistem lain, pada fase ini juga mampu mengungkap masalah non-fungsional seperti load dan performance kinerja sistem di lingkungan pengguna yang sebenarnya.

Aplikasi V-Model

V-Model sebenarnya hampir sama dengan model waterfall. Hal ini dikarenakan kedua model merupakan model yang sekuensial dimana satu fase harus selesai terlebih dahulu sebelum dapat melanjutkan ke fase berikutnya. Requirement harus benar benar clear sebelum proyek dimulai, karena apabila terdapat perubahan requirement di tengah proyek itu akan menghabiskan banyak sekali biaya. Model ini biasanya digunakan di ranah pengembangan sistem medis, karena model ini menerapkan tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi.

Beberapa poin di bawah ini adalah skenario yang paling cocok untuk menggunakan V-Model

  1. Requirement sangat jelas dan terdokumentasikan dengan sangat baik
  2. Definisi produk tidak berubah – ubah
  3. Teknologi yang digunakan tidak dinamis dan mudah dimengerti oleh tim proyek
  4. Tidak ada requirement yang menimbulkan makna ganda.
  5. Tidak ada requirement yang belum terdefinisikan
  6. Waktu proyek pendek

Kelebihan & Kekurangan V-Model

Kesederhanan dari model ini membuatnya lebih mudah untuk di-manage. Seperti halnya pada model waterfall, kelemahan paling nyata dari model ini adalah tidak fleksibel terhadap perubahan requirement yang saat ini sangat umum terjadi.

Kelebihan dari V-Model antara lain sebagai berikut.

  1. Model yang menerapkan disiplin tingkat tinggi dan fase – fase dalam model diselesaikan satu persatu
  2. Dapat bekerja dengan sangat baik untuk proyek kecil dimana requirement sangat mudah dipahami
  3. Sederhana dan mudah untuk dipahami serta digunakan
  4. Mudah untuk me-manage karena sifat kekakuan dari model dan setiap fase dalam siklus memiliki tujuan yang spesifik.

Sementara itu, kelemahan dari V-Model antara lain sebagai berikut.

  1. Memiliki risiko dan ketidakpastian yang tinggi apabila diaplikasikan untuk proyek proyek besar
  2. Model yang tidak bagus untuk proyek yang kompleks dan berorientasi obyek
  3. Model yang buruk untuk proyek yang panjang dan berkelanjutan
  4. Tidak cocok untuk proyek yang di mana requirement-nya mudah sekali berubah
  5. Sekali sistem di dalam proses testing, sangat sulit sekali untuk mundur ke fase sebelumnya
  6. Tidak ada sistem yang dapat digunakan sampai satu siklus selesai

 

Metode Waterfall

Pengertian Metode Waterfall

Metode waterfall atau metode air terjun merupakan salah satu siklus hidup klasic (Classic life cycle) dalam pengembangan perangkat lunak. Metode ini menggambarkan pendekatan yang cukup sistematis juga berurutan pada pengembangan software, mulai dari :

  • Spesifikasi kebutuhan pengguna
  • Perencanaan
  • Permodelan
  • Konstruksi
  • Penyerahan sistem ke pengguna
  • Serta perawatan sistem

Tahapan-Tahapan Metode Waterfall


Dari pengertian di atas sebetulnya kita sudah mendapatkan tahapan-tahapan metode pengembangan software ini. Supaya lebih jelas berikut ini uraiannya.

Requirement

Pada tahap ini pengembang harus mengetahui seluruh informasi mengenai kebutuhan sofatware seperti kegunaan software yang diinginkan oleh pengguna dan batasan software.

Informasi tersebut biasanya diperoleh dari wawancara, survey, ataupun diskusi. Setelah itu informs dianalisis sehingga mendapatkan data-data yang lengkap mengenai kebutuhan pengguna akan software yang akan dikembangkan.

Design

Tahap selanjutnya yaitu Desain. Desain dilakukan sebelum proses coding dimulai. Ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang apa yang harus dikerjakan dan bagaimana tampilan dari sebuah sistem yang diinginkan.

Sehingga membantu menspesifikan kebutuhan hardware dan sistem, juga mendefinisikan arsitektur sistem yang akan dibuat secara keseluruhan.

Implementation

Proses penulisan code ada di tahap ini. Pembuatan software akan dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap selanjutnya.

Dalam tahap ini juga akan dilakukan pemeriksaan lebih dalam terhadap modul yang sudah dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.

Integration & Testing

Pada tahap keempat ini akan dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat sebelumnya.

Setelah itu akan dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah software sudah sesuai desain yang diinginkan dan apakah masih ada kesalahan atau tidak.

Operation & Maintenance

Operation & Maintenance adalah tahapan terakhir dari metode pengembangan waterfall. Di sini software yang sudah jadi akan dijalankan atau dioperasikan oleh penggunanya. Disamping itu dilakukan pula pemeliharaan yang termasuk :

  • perbaikan kesalahan
  • perbaikan implementasi unit sistem
  • peningkatan jasa sistem sesuai kebutuhan baru

 

Keunggulan Metode Waterfall

Di bawah ini adalah beberapa kelebihan mengembangkan software dengan metode waterfall, antara lain :

  • Metode ini adalah model pengembangan yang paling handal dan paling lama digunakan oleh para developer
  • Cocok untuk membuat software dengan skala besar
  • Cocok untuk mengembangkan sistem yang bersifat generic
  • Pengerjaan proyek sistem akan mudah dikontrol dan terjadwal dengan baik

Kekurangan Waterfall

Selain kelebihan, tentunya setiap metode pengembangan software memiliki kekurangan, adapun kekurangan dari waterfall yaitu :

  • Persyaratan sistem harus digambarkan dengan jelas
  • Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah
  • Sulit untuk beradaptasi jika ada perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan

 

STAR LIFECYCLE MODEL (HARTSON AND HIX 1989)

Dalam  Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus dikahir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design) dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.

Intinya pada rancangan model ini pengevaluasian dilakukan disetiap tahapan tidak hanya pada tahapan akhir seperti model-model rancangan yang lainnya.


Dapat dilihat di setiap tahapan memiliki input dari luar (dari berbagai sumber) untuk dilakukan kegiatan sesuai dengan tahapan yang bersangkutan lalu dilakukan evaluasi.




 Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap tahapan yang terdapat pada model Star life cycle :

·         Task analysis/Functional analysis : tahapan ini, akan melakukan functional analysis dari input yang di berikan yang kemudian akan dilakukan evaluation.

·         Requrements/Specification : tahapan ini, akan mengumpulkan informasi terkait dengan kebutuhan dan segala sesuatu yang bersangkutan dengan software yang akan dikembangkan, lalu dilakukan tahapan evaluation.

·         Conceptual design/Formal design representation : tahapan ini akan mendesain sebuah desain konseptual dari software yang akan dikembangkan bersadarkan semua inputan yang masuk ketahapan ini. Kemudian dilakukan tahapan evaluation.

·         Prototyping : Sama halnya seperti tahapan pada Simple interaction design model. dimana prototype merupakan desain interaktif yang memiliki fungsi terbatas yang akan di ujicobakan kepada pengguna lalu melakukan tahap evaluation.

·         Implementation : tahapan ini merupakan tahapan dimanasoftware diimplementasikan dan digunakan oleh pengguna lalu dilakukannya tahapevaluation.

·         Evaluation : tahapan ini adalah melakukan evaluasi terhadap setiap tahapan yang menggunakan tahapan ini untuk melihat apakah hal yang dilakukan pada tahapan sebelumnya telah sesuai dengan kebutuhan terbaru dari pengguna lalu memberikanfeedback terhadap tahapan sebelumnya.

 

SIMPLE INTERACTION DESIGN MODEL

 


Terdapat dua sisi pengertian yang dapat digunakan terkait dengan desain interaksi :

Sebagai suatu proses untuk mencapai suatu tujuan dengan pencarian berbagai solusi melalui ruang lingkup sistem, materi, biaya dan kemungkinan penyelesaiannya (feasibilitas), sebagai wujud kreativitas dan pengambilan keputusan untuk menyeimbangkan trade-off

Sebagai representasi suatu perencanaan pengembangan yang berisikan sekumpulan elaborasi alternatif dan suksesif.
Empat kegiatan utama dalam desain interaksi :

·         Identifikasi kebutuhan dan persyaratan sistem

·         Pengembangan desain alternatif (desain konseptual dan fisikal)

·         Membuat versi interaktif dari desain yang dihasilkan

·         Mengevaluasi desain (usabilitas dan user experience)

Tiga karakter utama dari keempat kegiatan diatas yang perlu diperhatikan :

Terfokus pada users dan evaluasi artifak

Identifikasi, dokumentasi dan kesepakatan terhadap usability yang telah ada dan tujuan dari user experience

Adanya perulangan dalam desain karena perlunya bereksplorasi terlebih dahulu terhadap desain yang ada terkait dengan user
Ada teknik yang dapat digunakan untuk memilih dari sekian banyak solusi yang ada, diantaranya :

·         Mengavaluasi desain bersama user

·         Feasibilitas teknik

·         threshold, tujuan usabilitas yang penilaiannya menggunakan kriteria usabilitas

 

Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.

Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evaluasi dapat kembali didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang vali

 

 

http://rizkywp16.blogspot.com/2017/11/simple-interaction-design-model.html

https://badoystudio.com/metode-waterfall/

https://unydevelopernetwork.com/index.php/2020/02/07/belajar-sdlc-mengenal-v-model-kelebihan-kekurangannya/

http://izawainacamp.blogspot.com/2017/11/star-lifecycle-model-hartson-and-hix.html

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODEL PROSES

MODEL PROCESS V-MODEL Singkatnya, V-Model adalah sebuah model SDLC yang eksekusi per fasenya dilakukan secara sekuensial dalam bentuk V....